Senin, 12 Juli 2021

MEMANCANGKAN SELANG KE LANGIT

Ada sebuah pertanyaan menggelitik; "Bagaimana mungkin Allah menggariskan bahwa di dalam harta kita ada hak orang-orang miskin yang harus dikeluarkan? Logikanya di mana? Padahal yang kerja kita dan sama sekali tidak ada sumbangsih sedikitpun dari orang-orang miskin?!."

Di sebuah masjid diselenggarakan shalat berjamaah. Yang berdiri dengan shaf lurus dan rapat tentu masyarakat dari berbagai kalangan dan status sosial. Boleh jadi dalam satu barisan itu berdiri seorang pengusaha, pas di sebelahnya penjual gorengan, di sisi lainnya orang yang tidak memiliki pekerjaan. Seusai shalat mereka berdzikir dan mengangkat tangan memohon pengkabulan atas semua hajat yang diinginkannya.

Si pengusaha sehabis berdzikir mengangkat tangan, bermunajat kepada Allah agar usaha yang barus dirintisnya dianugerahkan kelancaran, karena banyak orang yang bergantung kepadanya.
Allah SWT bertanya kepada malaikat yang setiap dan petang datang silih berganti melaporkan amaliah hambaNya dan Dia Maha Mengetahui); "Siapakah orang ini?." 
"Dia seorang pengusaha ya Allah," jawab malaikat. 
"Apa yang dimintanya?." 
"Dia mohon agar usahanya dianugerahkan kelancaran."
"Bagaimana ibadahnya?."
"Bagus, ya Allah, bahkan ia istiqomah menjalankannya."
Lalu Allah berkenan mengabulkan permohonannya; "Berikan apa yang dimintanya."
Malaikat rahmat mengangkat bejana rizki lalu menuangkannya ke "selang" sang pengusaha yang terpancang sampai ke langit. Karena selang yang terpancang besar, maka yang mengalir ke hilir pun juga besar...

Si pedagang gorengan setelah berdzikir juga mengangkat tangan ke langit, bermunajat kepada Allah agar dagangannya hari ini dan beberapa hari ke depan laris, karena anaknya membutuhkan uang untuk biaya pendidikannya. Allah kembali bertanya kepada malaikatNya (dan Dia Maha Mengetahui); "Siapakah orang ini?."
"Dia seorang pedagang gorengan ya Allah," jawab malaikat.
"Apa yang dimintanya."
"Dia bermunajat agar dagangannya hari ini dan beberapa hari ke depan laris."
"Bagaimana dengan ibadahnya?."
"Bagus, ya Allah, bahkan sangat istiqomah menjalankannya."
Allah berkenan untuk mengabulkan permohonannya; "Berikan apa yang menjadi keinginannya."
Malaikat rahmat mengankat bejana rizki yang sama besar dengan si pengusaha tersebut dan menuangkannya ke "selang" pedagang kecil yang terpancang ke langit. Karena selang yang terpancang kecil, maka yang mengalir sampai ke hillir juga kecil...

Hamba yang tidak memiliki pekerjaan pun turut mengangkat tangan ke langit dan bermunajat kepada Allah agar dianugerahi rizki untuk memenuhi kebutuhan pendidikan puteranya. Allah bertanya kepada malaikat; "Siapakah lelaki ini?."
"Dia seorang hamba yang tidak memiliki pekerjaan ya Allah."
"Apa yang dimintanya?."
Dia bermunajat agar dagangannya lahir."
"Bagaimana ibadahnya?."
"Bagus ya Allah, bahkan melaksanakannya dengan istiqomah."
Allah mengabulkan permohonannya; "Berikan apa yang menjadi keinginannya.
Malaikat rahmat segera mengangkat bejana rizki yang sama besar dengan orang pertama dan kedua dan hendak menuangkannya. Namun malaikat berhenti dan bertanya kepada Allah SWT; "Mau lewat selang mana ya Allah?."
"Dia tidak memiliki pekerjaan?."
"Tidak ada ya Allah."
"Apakah ada orang kaya yang hidup di sekitarnya?."
"Ada ya Allah... si pengusaha itu."
"Titipkan rizkinya padanya."
Yang namanya titipan tentu rizki yang akan didapatkan tidak akan sebesar orang yang memiliki usaha.

Orang yang memiliki pekerjaan atau usaha ibarat orang yang memancangkan selang sampai ke langit, hingga mudah bagi Allah untuk menganugerahkan permohonannya.

Itulah logika dari firman Allah SWT; QS. Al Ma'aarij [70] : 24-25

وَالَّذِيْنَ فِى أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَّعْلُوْمٌ لَّلسَّائِلِ وَ الْمَحْرُوْمِ

"Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (namun tidak mau meminta."

QS. Adz Dzaariyat [51] : 19

وَ فِى أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّائِلِ وً الْمَحْرُوْمِ

"Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian."

Rasulullah saw bersabda;

هَلْ تُنْصَرُوْنَ وَ تُرْزَقُوْنَ إِلاَّ بِضُعَفَائِكُمْ

"Kalian hanyalah mendapat pertolongan dan rizki dengan sebab adanya orang-orang lemah di antara kalian." (HR. Bukhari no. 2896)

إِنَّمَا يَنْصُرُ اللهُ هَذِهِ الأُمَّةَ بِضَعِيْفِهَا، بِدَعْوَتِهِمْ وَ صَلاَتِهِمْ وَ إِخْلاَصِهِمْ 

"Sesungguhnya Allah menolong umat ini dengan sebab orang-orang lemah di antara mereka, yaitu dengan doa, sholat, dan keikhlasan mereka." (HR. An Nasai no. 3178, Al Albani menshahihkannya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar