Minggu, 27 Juni 2021

MEMBALAS KEBURUKAN DENGAN KEBAIKAN

Rasulullah saw beberapa waktu sebelum wafat terbiasa menyuapkan makanan kepada seorang Yahudi miskin, sebelum pulang ke rumah. Padahal Yahudi itu selalu mengeluarkan sumpah serapah sambil menjelek-jelekkan beliau. Bahkan berkata kepada beliau; 
"Kamu jangan dekat-dekat dengan yang bernama Muhamad ya. Dia seorang pembohong besar. Banyak orang tersihir dengan omongannya, padahal semua omongannya hanya kedustaan."
"Apakah bapak pernah bertemu dengan yang bernama Muhamad?," tanya beliau lembut.
"Belum... Bukankah engkau lihat, saya seorang buta dan tidak bisa berjalan," jawabnya. "Tapi para pemuka Yahudi dan Quraisy banyak membicarakan keburukannya," lanjutnya.
Kendatipun Yahudi tadi selalu menjelek-jelekkan beliau, tak sedikit pun beliau surut atau ada merasa sakit hati. Beliau tetap menyuapkan makanan ke mulutnya dengan lembut.
Besok harinya beliau melakukan hal yang sama, menyuapkan makanan kepada Yahudi tersebut, diseling riuh suara sumpah serapah dari mulut yang disuapinya.
Setelah Rasulullas saw meninggal dunia, Yahudi itu merasa kehilangan seseorang yang menyuapkan makanan kepadanya.
Sahabat Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dan sahabat-sahabat lainnya suatu hari berkumpul bercengkerama. Mengenang kebersamaan yang membahagiakan dengan lelaki yang sangat mereka cintai.
Setelah sekian lama berbincang-bincang, sahabat Abu Bakar berkata; "Adakah di antara kita yang tahu kebiasaan yang biasa Rasulullah saw lakukan sebelum meninggal dunia? Mungkin kebiasaan itu bisa kita lanjutkan sebagai bentuk rasa cinta kita kepada beliau."
Setelah terdiam sejenak, sahabat Umar ibn Khatthab berkata; "Ada... Rasanya Rasulullah sering menyuapkan makanan makanan kepada seorang Yahudi buta di ujung gang. Padahal Yahudi itu selalu menjelek-jelekkan beliau. Namun beliau diam dan tidak menanggapinya."
Keesokan harinya, Abu Bakar mendatangi lelaki Yahudi tadi dan menyuapkan makanan ke mulutnya. Yahudi tadi membuka mulutnya dengan gembira dan mengunyah makanan yang masuk ke mulutnya. Namun kemudian wajahnya berubah dan memegang tangan Abu Bakar yang bersiap menyuapkan makanan.
"Siapa Anda?," tanyanya.
"Saya lelaki yang biasa menyuapkan makanan kepadamu," jawab Abu Bakar lembut.
"Bukan... Anda bukan orang yang biasa menyuapkan makanan ke mulut saya," tukasnya.
Abu Bakar tetap kukuh dengan ucapannya dan lelaki Yahudi itu bersikeras mengatakan bahwa Abu Bakar bukanlah orang yang biasa menyuapinya.
"Dari mana kamu tahu... Bukankah engkau tidak dapat melihat?," tanya Abu Bakar.
"Setiap kali orang itu menyuapkan makanan ke mulutku, ada perasaan damai di hatiku. Badanku terasa segar dan bugar. Bahkan aku bisa mengunyah dengan sangat mudah, karena makanan yang dia suapkan sangat halus dan mudah ditelan," jawabnya.
Mendengar jawaban itu, air mata Abu Bakar tidak terbendung. Bayangan sosok sahabatnya yang sedemikian agung kembali terkenang. Dengan terbata-bata ia berkata; "Engkau benar... Sesungguhnya lelaki yang selalu menyuapimu makanan sudah meninggal dunia."
"Anda menangis... Kalau boleh saya tahu, siapakah gerangan lelaki itu?," tanya Yahudi itu.
"Beliau adalah lelaki yang sering Anda jelek-jelekkan dengan segala macam sumpah serapah. Namun beliau tidak pernah surut untuk tetap menyuapi Anda. Anda beliau tidak pernah membenci Anda," terang Abu Bakar.
Lelaki Yahudi itu terperangah mendengar penjelasan Abu Bakar dan menangis tersedu-sedu. Setelah mendengar penjelasan dari Abu Bakar tentang risalah yang dibawanya, lelaki itu memeluk agama Islam... Maa syaa Allah...

Dari kisah di atas kita jadi mengerti tentang akhlak Islam yang hakiki. Tidak seharusnya kita membalas keburukan seseorang dengan keburukan yang sama. Jika itu kita lakukan, maka tidak ada bedanya antara kita dengan orang yang berbuat kepada kita.
Allah berfirman, QS. Fushshilat [41] : 34-35;

وَ لاَ تَسْتَوِى الْحَسَنَةُ وَ لاَ السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِى هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِى بَيْنَكَ وَ بَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيْمٌز. وَ مَا يُلَقَّاهَآ إِلاَّ الَّذِيْنَ صَبَرُوْا وَ مَا يُلَقَّاهَآ إِلاَّ ذُوْ حَظٍّ عَظِيْمٍ 
"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang di antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-seolah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar."

Semoga Allah menganugerahi kita kemampuan melaksanakan semua perintahNya dan perintah RasulNya, serta menjauhi laranganNya dan larangan RasulNya.... Aamiin