Selasa, 21 Januari 2014

KEINGINAN -2

Tiba-tiba sebuah kantong muncul di dadanya. Sapi itu sangat gembira dan segera memetik semua buah yang tersisa, menyimpannya ke dalam kantong. Lalu ia berjalan dengan perasaan girang.
Namun kegembiraannya sontak terhenti saat melihat seekor harimau menghadang jalannya. Auman dan deretan taring di mulut predator itu menggetarkan hatinya. Ia terkesiap... lalu ia teringat akan buah di kantong. Tanpa pikir panjang, ia memakan sejumlah besar buah tersebut sambil memibta; "Andai aku punya taring seperti harimau."  Serta metta taring muncul di mulutnya. Begitu harimau itu mengaum, dengan membesarkan hati ia juga melenguh sambil memperlihatkan taring di mulutnya. Melihat pemandangan tersebut, sang harimau lari ketakutan. Karena baru kali ini ia melihat seekor sapi dengan bentuk yang aneh dan menyeramkan.
Sapi itu tersenyum menang. "Kini... saatnya memperlihatkan perubahan ini kepada saudara-saudaraku," gumamnya jumawa. Ia berjalan bergegas, namun lagi-lagi ia tidak puas dengan cara jalannya yang lamban. Matanya memandang ke sana kemari, hingga melihat burung yang sedang terbang. Ia tersenyum sambil menyantap buah yang tersisa di kantongnya. "Andai aku punya sayap seperti burung itu," pintanya.
Begitu sepasang sayap muncul di punggungnya, ia segera terbang menuju ke gerombolannya. Setelah tiba ia menyapa gerombolannya dengan bangga; "Apa kabar kalian semua?." "Anda siapa ya?," jawab salah satu gerombolannya bingung. "Loh... kalian tidak ingat aku? Aku salah satu gerombolan kalian yang beberapa waktu meninggalkan kalia. Sekarang aku telah berubah, tidak lagi lamban seperti dulu" jawabnya penuh rasa bangga. "Kami tidak mengenal Anda. Tidak ada gerombolan kami seperti Anda," ujar gerombolannya. "Kalau kalian tidak percaya, saya akan melenguh seperti kalian," tukasnya.
Begitu sapi tersebut melenguh, tampaklah taring-taring tajam di permukaan mukutnya. Dan gerombolan sapi itu lari ketakutan.
Tinggallah sapi itu sendirian, karena gerombolannya sudah tidak menerimanya lagi. Muncul penyesalan dalam dirinya, karena ia tidak lagi menjadi dirinya sendiri. Ia ingin kembali ke bentuknya semula, namun sayang persediaan buah yang ada di kantongnya sudah habis.....
Dari kisah di atas, sejatinya kita menyadari bahwa Allah menciptakan semua makhluk dengan ukuran-ukuran tertentu, yang tidak bisa dilampaui antara yang satu dengan yang lain.
Kalau pun Allah menyematkan "keinginan" hendaklah digunakan secara proporsional. Tidak semua keinginan harus tercapai. Ketika seseorang diperbudak keinginannya, saat itu pintu-pintu syetan akan terbuka lebar.
Pada titik ini, seseorang tidak lagi bisa menggunakan akal sehatnya dan pendengarannya sudah tidak berfungsi dengan semestinya. Bahkan Allah mengecapnya sebagai binatang bahkan lebih sesat lagi. (Al Furqon 42-43)
Sangat menarik untuk mencermati statement ilmuwan India dalam buku "Dunia Baru Islam", saat melihat anak-anak negerinya memuja Amerika yang mendewakan ilmu pengetahuan hingga melupakan pendidikan akhlak sebagai bekal hidup bermasyarakat;
"Anda boleh bangga terbang tinggi ke angkasa dan menari-nari laksana seekor burung. Anda boleh bangga menyelam ke dalam samudera dan berenang bagai seekor ikan. Tapi Anda tidak akan pernah mampu berdiri di atas muka bumi sebagai seorang manusia."
Semoga bermanfaat....