Rabu, 14 Juli 2021

MELIHAT ALLAH

Khalifah Ali bin Abi Thalib ra dikenal sebagai orang yang sangat khusyu' dalam beribadah kepada Allah. Dia akan selalu mengesampingkan segala hal yang bersifat duniawi bahkan yang bersifat pribadi daripada kepentingan Allah SWT. 
Dalam beberapa riwayat disinyalir bahwa pernah seekor nyamuk hinggap dan mengisap darah di bagian pipinya saat ia sedang shalat, namun ia tidak bergerak sedikitpun. Ketika ditanya tentang hal itu, ia hanya menjawab; 
"Jika sedang berada di hadapan orang terhormat saya tidak menghiraukan apapun selain dia, bagaimana mungkin di hadapan Allah saya tidak melakukan hal yang sama bahkan lebih?."

Suatu hari dia shalat seperti biasanya. Ada seorang lelaki Yahudi yang memperhatikan gerakannya dengan seksama. Selesai shalat, lelaki Yahudi itu bertanya; "Apa yang sedang Anda lakukan tuan. Saya lihat tuan sedemikian khusyu' tidak mempedulikan apapun yang terjadi di sekitar tuan?."
"Saya mendirikan shalat," jawab Ali.
"Untuk apa tuan shalat?," tanya lelaki Yahudi lebih lanjut.
"Saya menghamba dan mengabdi kepada Allah SWT, Pemelihara hidup dan kehidupan saya," jawabnya.
"Mengapa harus sekonsentrasi itu, seakan-akan tuan merasa sedang diawasi?," tanya lelaki itu lebih lanjut.

Ali ibn Abi Thalib memandang lelaki itu dengan seksama, kemudian tersenyum lembut sambil berkata; "Ya... saya melakukannya dengan khusyu' karena memang sedang diawasi Allah."
"Memang tuan bisa melihat Allah hingga merasakan hal demikian?," tanyanya penasaran.
"Bagaimana mungkin saya akan menghamba dengan khusyu' jika saya tidak melihatNya," jawab Ali lembut.

Lelaki Yahudi itu semakin penasaran dengan jawaban Ali ra dan kembali bertanya; "Bisakah tuan memberitahu padaku, bagaimana cara tuan melihat Allah?."

Mendengar pertanyaan itu, Ali ibn Abi Thalib menatap lelaki Yahudi dengan seksama lalu tersenyum, berkata sambil melambaikan tangan memanggilnya untuk mendekat kepadanya; "Kemarilah lebih dekat..."

Lelaki Yahudi tadi bangkit dan berjalan ke arahnya dan duduk di dekatnya. Ali ibn Abi Thalib merangkul bahu lelaki itu sambil berkata; "Coba engkau angkat dan luruskan tanganmu ke depan. Lalu bentangkan telapak tanganmu."
Lelaki itu mengangkat tangannya sebagaimana yang diminta oleh Ali; "Seperti inikah?."
"Ya... Coba kamu sampaikan kepada saya, apa yang sedang dirasakan oleh telapak tanganmu saat ini."
"Saya merasakan hawa dingin di menerpa telapak tangan saya," jawabnya.
"Anda yakin, itu hawa dingin," tukas Ali.
"Ya... tidak ada hal lain yang saya rasakan kecuali itu," jawabnya.
"Kira-kira apakah gerangan yang telah membuat telapak tanganmu terasa dingin?," tanya Ali lebih lanjut.
"Ini angin... Tidak ada hal apapun yang saya rasakan selain desiran angin menerpa telapak tanganku," jawabnya.
"Anda yakin itu angin?."
"Ya," jawabnya.
"Dari mana Anda merasa yakin bahwa penyebabnya angin. Apakah Anda melihat angin?."
"Saya memang tidak melihatnya, tapi saya bisa merasakannya," jawabnya.
"Begitupun dengan Allah wahai saudaraku... Kita mungkin tidak bisa melihat Allah dengan mata, tapi kita selalu merasakan keberadaanNya,"

لاَ تُدْرِكُهُ الْأَبْصَارُ وَ هُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارُ وَ هُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ 

"Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan. Dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (QS. Al An'am [6] :103)

Sekarang saya baru mengerti, mengapa Allah SWT perlu untuk mengutus malaikat Jibril as kepada Rasulullah saw untuk mengajarkan tentang makna IHSAN...

Maa syaa Allah... Jadikan hambaMu dalam golongan hamba-hamba yang tidak hanya Muhsin tapi juga Ihsan... Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar