Rabu, 18 September 2013

Lupa

Ketika Menpora, Roy Suryo salah menyanyikan lagu Indonesia Raya, banyak orang mempertanyakan nasionalisme beliau. Bahkan tidak sedikit yang menghujat. Seakan-akan seorang pejabat negara haram melakukan kesalahan.
LUPA adalah sifat yang sengaja disematkan Allah pada makhluk yang bernama manusia. Ia adalah keniscayaan dibalik gelaran pembelajaran yang disediakan-Nya. Hanya saja, hal ini hanya dapat dilihat dan diketahui oleh orang yang selalu mengadakan reintrospeksi tanpa mencari kambing hitam.
Dalam al Qur'an Allah SWT. menyebut LUPA sebagai efek dari perbuatan syetan, saat pesan Yusuf pada penyedia minuman raja tidak disampaikan kepada Raja. Di sisi lain, LUPA juga disebut sebagai efek buruk dari ketidaksungguhan, saat Adam tidak dapat menahan diri untuk memakan buah terlarang.
Rasulullah saw menyebut LUPA sebagai bagian dari sifat manusia, seiring dengan kesalahan yang juga tak jarang dilakukannya. Dengan kata lain, manusia adalah tempat kesalahan dan lupa.
Karena alasan ini, maka Allah SWT. tidak pernah memberi hukuman atas kesalahan yang dilakukan lantaran LUPA. Hukuman baru diberikan, saat yang bersangkutan BERPURA-PURA LUPA.
Dengan demikian, tidak pada tempatnya kita melakukan hujatan pada setiap orang yang melakukan kesalahan karena lupa. LUPA juga tidak secara otomatis membuat orang kehilangan jabatannya.
Jika Allah Yang Maha Agung tidak menghitung LUPA sebagai suatu kesalahan, mengapa kita --yang nota bene-- sumber kesalahan 'berani' memberi hukuman yang jelas-jelas Allah tidak mempersoalkannya?
Wallahu a'lam....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar